Sabtu, 25 Agustus 2012

Andai Titanic Mendengar


Ketika melihat para awak kapal mengangkat bagasi dari bawah, Nyonya Albert Caldwelbertanya, “Benarkah kapal ini tidak bisa tenggelam?” “Benar, Nyonya,” jawab salah seorang diantaranya. “Bahkan, Tuhan sendiri tak mungkin menenggelamkan kapal ini.”

Dua 
hari kemudian, kapal yang diberangkatkan dari Pelabuhan Southampton, Inggris, menuju New York itu memasuki kawasan Grand Banks, sebuah kawasan berbahaya karena banyak gunung es bawah laut. Pada 14 April 1912, dua puluh menit sebelum pukul 24.00 malam, kapal pesiar mewah, Titanic, menyerempet gunung es dan akhirnya tenggelam tiga jam kemudian.

Awalnya, Frederick Fleet, petugas menara pengintai melihat sesuatu yang gelap menghadang didepan. Mula-mula kecil, lama-kelamaan bertambah besar. Ia segera membunyikan bel bahaya. “Fleet, apa yang kamu lihat?” Tanya kapten kapal. “Gunung es didepan,” “Terima kasih,” jawab suara itu lagi, santai, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Bahkan, ketika kapal menyerempet gunung es itu, sang kapten, Edward J. Smith, sama sekali tidak mengurangi kecepatan kapal. Titanic tetap melaju dengan kecepatan 22,5 knot, sekitar 45 km per jam, tanpa ada gerakan menghindari maut yang menanti didepan. Kapal mewah yang mengklaim diri “tidak bisa tenggelam” itu seolah-olah ingin menguji dirinya sendiri melawan gunung es raksasa.

Sungguh ironis, Titanic justru karam 
dalam pelayaran perdananya! Bahkan Thomas Andrew, si pencipta kapal itu sendiri tidak mampu menyelamatkan kapal rancangannya. Hanya 705 orang penumpang yang selamat, itu pun diselamatkan oleh kapal tua Carpathia yang kebetulan lewat.

Seringkali kita jumpai, kesombongan membuat sebagian orang sulit untuk menerima teguran. Mengapa teguran dan peringatan selalu diasosiasikan dengan kelemahan atau aib? 

Bukankah Amsal 27:5 berkata, “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yangtersembunyi.”

Bagaimanakah respons yang benar menghadapi sebuah teguran? Raja Daud 
dalam Mzm 119:14 menganggap peringatan Tuhan sama bahagianya dengan menerima harta benda. Seseorang hanya bisa bertumbuh lewat masukan, teguran, bahkan peringatan dari orang lain.

Ada dua manfaat dari teguran atau peringatan. Pertama, peringatan membuat kita hidup.Andai kapten kapal Titanic mendengar peringatan bahaya dari petugas menara pengintai,mungkin saja Titanic tidak akan tenggelam. Peringatan akan meluputkan kita dari maut dan membawa pada kehidupan (Mzm 119:144). Sebaliknya, siapa yang tidak mengindahkanperingatan akan mati! (Ams 15:10). Kedua, peringatan memberi kita pengetahuan. Orangyang bersedia ditegur, pengetahuannya akan bertambah (Mzm 119:99). Ia akan bertambahbijaksana dan langkah hidupnya akan semakin tertata.

Amsal 3:11 - Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkaubosan akan peringatan-Nya.

Mazmur 119:144 - Peringatan-peringat an-Mu adil untuk selama-lamanya, buatlah akumengerti, supaya aku hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

isi komentar

Pengorbanan

Setan : TUHAN, aku melihat banyak manusia di bawah sana, aku sudàh pasang perangkap dan umpan,aku yakin mereka tidak akan menolaknnya dan me...