Sabtu, 25 Agustus 2012

Kisah Ibu Penjual Tempe


Suatu pagi di sebuah perkampungan miskin. Tampak seorang ibu dengan penuh semangat sedang membikin adonan untuk membuat tempe, pekerjaan membuat dan menjual tempe telah digeluti selama bertahun-tahun sepeninggal suaminya.
Saat membuat adonan, sesekali pikirannya menerawang pada sepucuk surat yang baru diterima dari putranya yang sedang menuntut ilmu di rantau orang. Dalam surat itu tertulis, “Bunda tercinta, dengan berat hati, ananda mohon maaf harus mohon dikirim uang kuliah agar dapat mengikuti ujian akhir. Ananda mengerti bahwa bunda telah berkorban begitu banyak untuk saya. Ananda berharap secepatnya menyelesaikan tugas belajar agar bisa menggantikan bunda memikul tanggung jawab keluarga dan membahagiakan bunda. Teriring salam sayang dari anakmu yang jauh.”
Dua hari lagi adalah hari pasaran, biasanya tempe hasil buatan si ibu dibawa ke pasar untuk dijual. Kali ini, tempe yang dibuat dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya, dengan harapan mendapatkan lebih banyak uang sehingga bisa mengirimkan ke anaknya.
Sehari menjelang hari pasar, hati dan pikiran si ibu panik karena tempe buatannya tidak jadi, entah karena konsentrasi yang tidak penuh atau porsi tempe yang dibuat melebihi biasanya. Kemudian si ibu pun  berdoa dgn khusuk di sela-sela waktu yang tersisa menjelang keberangkatannya ke pasar, memohon kepada Allah diberi kemujizatan agar tempenya siap dijual dalam keadaan jadi. Tetapi sampai tibanya dia di pasar, tempenya tetap belum jadi.
Sepanjang hari itu dagangannya tidak laku terjual. Si ibu tertunduk sedih, matanya berkaca-kaca membayangkan nasib anaknya yang bakal tidak bisa mengikuti ujian. Saat hari pasar hampir usai para pedagang lain pun mulai meninggalkan pasar, tiba-tiba datang seorang ibu berjalan dengan tergesa-gesa, “Bu, saya nyari tempe yang belum jadi, dari tadi nggak ada, ibu tahu saya harus cari ke mana?”
“Untuk apa tempe belum jadi kok dicari?” tanya si penjual heran.
“Saya mau membeli untuk dikirim ke anak saya di luar kota, dia sedang ngidam tempe khas kota ini,” kata ibu calon pembeli.
Ibu penjual tempe ternganga mendengar kata-kata yang baru didengarnya, seakan tak percaya pada nasib baiknya, seolah tangan Allah memberi kemurahan kepadanya. Akhirnya tempe dagangannya diborong habis tanpa sisa. Dia begitu senang, bersyukur dan menambah keyakinan bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan diri umatnya selama manusia itu sendiri tidak putus asa dan tetap berjuang.
Kekuatan berusaha dan berdoa.
Pepatah kuno menyatakan, ora et labo`ra, berusaha dan berdoa. Memang, doa dan usaha harus seiring dan sejalan dalam perjalanan hidup setiap manusia. Doa dibutuhkan untuk mengingatkan kita agar senantiasa menapak langkah di jalan benar yang diridhoi oleh Allah Yang Maha Kuasa dan tetap mampu bersikap sabar, gigih, dan ulet saat menghadapi segala macam halangan, rintangan dan cobaan.

Hidupmu Berharga

Bagaimana mungkin kursi goyang yang harganya $3,000 bisa laku $453,000. Sebuah mobil bekas yang ditaksir bernilai $18,000 laku dilelang seharga $79,500. Gelas biasa yang ditaksir bernilai $500 ternyata bisa laku seharga $38,000. Sebuah kalung yang bernilai $700 bisa laku $211,500 atau mengalami peningkatan 302.000% dari harga normal! Sudah bayar sedemikian mahal, mereka masih mengucapkan beribu-ribu terima kasih. Gila, bukan? Tetapi semua kegilaan itu bisa dimaklumi karena barang-barang yang dilelang tersebut adalah milik Jacqueline Kennedy Onassis. Yang membuat barang-barang tersebut laku mahal tentu saja bukan karena barang itu sendiri, tetapi karena siapa yang memilikinya.

Bagaimana dengan hidup kita? Sama seperti barang-barang lelangan tersebut, hidup kita sungguh berharga. Yang membuat kita berharga karena Dia yang memiliki kita, kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. 

Ada dua kebenaran yang bisa kita petik melalui renungan hari ini. Pertama, jangan pernah sombong sebab yang membuat kita bernilai dan berharga bukan karena diri kita, tapi karena Tuhan. Kedua, ketika kita depresi karena merasa tidak berharga, ingatlah bahwa nilai kita ditentukan oleh Tuhan Yesus. Dia bersedia membayar dengan darah yang mahal hanya untuk menyelamatkan kita. Kita begitu berharga dan bernilai. Jangan pernah memiliki cara pandang yang miskin tentang diri kita sendiri.

Miliki rasa percaya diri, bukan karena diri kita, tetapi karena Tuhan Yesus yang memiliki kita. Hidup kita berharga bukan karena diri kita sendiri tapi karena Dia yang memiliki kita. " Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus ... bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal ... "(1 Petrus 1 : 18 - 19) 

Tuhan Yesus Memberkati.

Lilin Vs Bintang

Suatu hari terjadi percakapan antara sebuah bintang dan sebatang lilin. Lilin itu berkata, " Bintang, mengapa aku hanya ada untuk diletakkan di suatu ruangan sempit sampai batangku habis terbakar dan mati? Jika beruntung saya akan berada di ruangan pesta atau restoran mewah, tapi jika tidak beruntung aku hanya diletakkan di kamar kecil. Sedangkan engkau, cahayamu bisa menyinari langit malam yang luas." Sambil tersenyum sang bintang pun menjawab, "Aku memang bersinar di langit yang luas, namun sinarku hanya akan tampak di malam hari, sedangkan engkau dapat bersinar kapan pun diperlukan,"

Seperti lilin, Kita seringkali mengeluhkan kondisi yang kita alami. Sebagai karyawan, kadang kita merasa tidak seberuntung rekan kerja yang lain. Kita merasa bahwa beban perkejaan lebih menumpuk, atau mendapat ruangan yang tidak senyaman mereka, kemudian kita membandingkan diri dan berkata, " Andai saja aku bisa memilih... "

Jangan pernah mengeluh, Tuhan mau kita saling memperlengkapi satu dengan yang lain. Dan semua yang kita terima saat ini, walaupun tidak sesuai dengan harapan kita, itu semua ada dalam Rencana-Nya. Dia tahu apa yang terbaik buat kita, dan Tuhan pasti mengingat apa yang sudah kita perbuat.

" Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang."
( Ibrani 6 : 10 )

2 Soal Tersulit


George Danzig adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas, kala itu ia terlambat untuk datang pada mata kuliah matematika, ia memasuki kelas namun ternyata teman-temannya sudah pada bubar.



George melihat 2 buah soal pada papan tulis itu, ia berpikir bahwa itu pasti adalah PR yang baru diberikan oleh Profesornya, sehingga dia mencatat pada bukunya dan membawanya ke rumah.

Berhari-hari dia mencoba untuk menyelesaikan PR tersebut, berbagai cara ia coba.

Mungkin ia berpikir
“Tidak biasanya dosen memberi tugas demikian sulitnya, tapi pasti ada jawabannya, pasti ada….”
Pada akhirnya, ia berhasil mengerjakan soal nomor 1.

Ia mengira itu adalah PR sehingga ia mengumpulkan tugas tersebut pada profesornya dan meletakkan di ruang kerja profesor tersebut.

Ketika siang hari, dia dicari oleh sang profesor tersebut, sang profesor bertanya bagaimana dia bisa menyelesaikan soal tersebut.

George menjelaskan bahwa ketika itu dia terlambat mengikuti mata kuliahnya dan dia hanya melihat 2 soal itu di papan tulis dan menganggap bahwa itu (mungkin) adalah PR.

Anda tahu apa jawaban dari sang profesor tersebut?
Soal itu ditulis sang profesor ketika sedang menjelaskan tentang 2 buah soal tersulit di muka bumi ini dan hingga pada saat itu tdk ada yang bisa memecahkannya!

Berarti, kalau saja saat itu George mengikuti mata kuliah tersebut, mungkin saat itu ia berpikir bahwa itu memang soal tersulit & berpikir bahwa memang tak seorang pun dapat menyelesaikannya. Mungkin saja ia bisa teracuni oleh kata² profesornya tentang sulitnya soal itu.

Saat ini ia menjadi profesor terkenal di Stanford University, dialah pemecah soal tersulit, & dia memecahkannya ketika dia memang tak tahu bahwa yg dikerjakannya adalah soal tersulit yg pernah ada.

PESAN MORAL, Terlambatlah kalau datang ke kelas, sehingga Anda dapat mengerjakan banyak hal! Upz salah ya, pesan moralnya adalah : Sesuatu akan terasa sulit apabila kita menganggap sulit, maka alangkah baiknya kita memulai sesuatu tanpa anggapan sulit karena sesungguhnya hal sulit hanyalah sebuah anggapan.

PUTUS ASA...



Pada suatu ketika, iblis mengiklankan bahwa ia akan mengobral perkakas" kerjanya. Pada hari H, seluruh perkakasnya dipajang untuk dilihat oleh para calon pembeli, lengkap dengan harga jualnya... Barang" yang dijual antara lain : dengki, iri, dendam, tidak jujur, malas, tidak menghargai orang lain, tak tahu berterima kasih, dll...

Disuatu pojok display ada suatu perkakas yang bentuknya sederhana bahkan sudah agak aus, tetapi harganya paling tinggi diantara yang lain. Salah seorang pembeli bertanya " Alat ini apa namanya?", iblis menjawab, " Oh...itu namanya Putus Asa". "Kenapa harganya mahal sekali, kan sudah aus...?".
"Ya karena perkakas ini sangat mudah dipakai dan berdaya guna tinggi. Saya biasa dengan mudah masuk kedalam hati manusia dengan alat ini dibandingkan dengan perkakas yang lain. Begitu saya berhasil masuk, dengan mudah saya dapat melakukan apa saja yang saya inginkan terhadap manusia tersebut.
Tahukah anda kenapa barang ini menjadi aus? karena saya sering menggunakan kepada hampir semua orang. Kebanyakan manusia tidak tahu kalau PUTUS ASA itu sebenarnya milik saya"

Jadi jika saat ini anda sedang berPUTUS ASA, maka ingatlah itu bukan berasal dari TUHAN! Segala sesuatu yang melemahkan iman berasal dari iblis...Waspadalah, jangan menjadikan diri kita bulan-bulanan iblis. Hari ini, Bangkit dan katakan pada iblis, "Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku, bersamaNya aku tidak akan goyah" Lalu melangkahlah dengan iman...

Keadaan hidup kita mungkin sekali-kali memukul kita sampai jatuh, tetapi kita tidak boleh tetap tinggal di bawah... Berdirilah teguh...milikilah sikap dan mentalitas pemenang! Gbu.

Andai Titanic Mendengar


Ketika melihat para awak kapal mengangkat bagasi dari bawah, Nyonya Albert Caldwelbertanya, “Benarkah kapal ini tidak bisa tenggelam?” “Benar, Nyonya,” jawab salah seorang diantaranya. “Bahkan, Tuhan sendiri tak mungkin menenggelamkan kapal ini.”

Dua 
hari kemudian, kapal yang diberangkatkan dari Pelabuhan Southampton, Inggris, menuju New York itu memasuki kawasan Grand Banks, sebuah kawasan berbahaya karena banyak gunung es bawah laut. Pada 14 April 1912, dua puluh menit sebelum pukul 24.00 malam, kapal pesiar mewah, Titanic, menyerempet gunung es dan akhirnya tenggelam tiga jam kemudian.

Awalnya, Frederick Fleet, petugas menara pengintai melihat sesuatu yang gelap menghadang didepan. Mula-mula kecil, lama-kelamaan bertambah besar. Ia segera membunyikan bel bahaya. “Fleet, apa yang kamu lihat?” Tanya kapten kapal. “Gunung es didepan,” “Terima kasih,” jawab suara itu lagi, santai, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Bahkan, ketika kapal menyerempet gunung es itu, sang kapten, Edward J. Smith, sama sekali tidak mengurangi kecepatan kapal. Titanic tetap melaju dengan kecepatan 22,5 knot, sekitar 45 km per jam, tanpa ada gerakan menghindari maut yang menanti didepan. Kapal mewah yang mengklaim diri “tidak bisa tenggelam” itu seolah-olah ingin menguji dirinya sendiri melawan gunung es raksasa.

Sungguh ironis, Titanic justru karam 
dalam pelayaran perdananya! Bahkan Thomas Andrew, si pencipta kapal itu sendiri tidak mampu menyelamatkan kapal rancangannya. Hanya 705 orang penumpang yang selamat, itu pun diselamatkan oleh kapal tua Carpathia yang kebetulan lewat.

Seringkali kita jumpai, kesombongan membuat sebagian orang sulit untuk menerima teguran. Mengapa teguran dan peringatan selalu diasosiasikan dengan kelemahan atau aib? 

Bukankah Amsal 27:5 berkata, “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yangtersembunyi.”

Bagaimanakah respons yang benar menghadapi sebuah teguran? Raja Daud 
dalam Mzm 119:14 menganggap peringatan Tuhan sama bahagianya dengan menerima harta benda. Seseorang hanya bisa bertumbuh lewat masukan, teguran, bahkan peringatan dari orang lain.

Ada dua manfaat dari teguran atau peringatan. Pertama, peringatan membuat kita hidup.Andai kapten kapal Titanic mendengar peringatan bahaya dari petugas menara pengintai,mungkin saja Titanic tidak akan tenggelam. Peringatan akan meluputkan kita dari maut dan membawa pada kehidupan (Mzm 119:144). Sebaliknya, siapa yang tidak mengindahkanperingatan akan mati! (Ams 15:10). Kedua, peringatan memberi kita pengetahuan. Orangyang bersedia ditegur, pengetahuannya akan bertambah (Mzm 119:99). Ia akan bertambahbijaksana dan langkah hidupnya akan semakin tertata.

Amsal 3:11 - Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkaubosan akan peringatan-Nya.

Mazmur 119:144 - Peringatan-peringat an-Mu adil untuk selama-lamanya, buatlah akumengerti, supaya aku hidup.

Siapa Tahu yang Terbaik?


II Tawarikh 36:16
“Mereka mengolok-olok utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 4; Matius 4; 1 Raja-Raja 21-22

“Saya mencintai pekerjaan saya,” kata Maggie, seorang perawat yang masih muda, “namun ketika saya memberi tahu orang apa yang perlu dilakukan agar ia tetap sehat, tetapi nasihat saya tidak dituruti, saya pun menjadi sangat frustasi.”

Saya tersenyum dengan penuh pengertian. “Saya pun merasa demikian saat memulai karier editorial saya,” kata saya kepadanya. “Saat pengarang tidak memperdulikan nasihat saya agar naskah mereka menjadi lebih baik, saya pun merasa frustasi.”

Kemudian saya menyadari bahwa hal ini mirip dengan masalah kerohanian. “Jika saya merasa frustasi saat orang tidak menuruti nasihat profesional kita, coba bayangkanlah perasaan Allah apabila kita mengabaikan nasihat-Nya.” Dia adalah Pribadi yang paling mengetahui hal terbaik bagi kita. Akan tetapi, kita kerap kali justru bersikap seakan-akan kita sudah mengetahui yang lebih baik.

Begitulah kasus bangsa Israel dahulu. Karena berpikir mereka tahu lebih banyak daripada Allah, mereka pun menuruti jalan mereka sendiri (II Tawarikh 15,16). Akibatnya, Yerusalem dan Bait Allah jatuh ke tangan orang-orang Babel.

Allah dengan murah hati mengajarkan hal yang terbaik (Yesaya 48:17,18), namun tidak memaksa kita untuk melakukannya. Dia dengan sabar menawarkan sesuatu yang benar dan baik, dan mengizinkan kita untuk memilihnya.

Pengajaran Allah tidak selalu masuk akal, tetapi sungguh bodoh jika kita merasa tahu yang lebih baik.

Sumber: Kingdom Magazine Juni 2010

Kesaksian dan kisah hidup Nick Vujicic

Kesaksian dan kisah nyata Nick 

"Kondisi Tubuh Saya Adalah Karunia"

 Nick Vujicic adalah seorang pria asal Australia yang mempunyai kondisi tubuh cacat. Dia tidak mempunyai kedua tangan dan kaki yang utuh. Kaki sebelah kirinya pendek sekali, nyaris hanya dari mata kaki sampai telapak kaki. Bagaimana Nick dapat menerima kondisi tubuhnya ini dan bagaimana dia menjalani kehidupannya? Simak wawancara SOLUSI dengan Nick Vujicic berikut ini.

Host: Suatu saat dalam hidup anda, pasti pernah kecewa pada Tuhan. Pernahkah anda berpikir untuk bunuh diri?

Nick: Waktu saya berusia 12 tahun, saya berniat untuk bunuh diri. Saya memang pergi ke sekolah, tapi hidup saya tidak ada di sekolah. Saya melihat diri saya tidak layak lagi untuk hidup… dan saya begitu menyesali keadaan diri saya… Tapi yang saya harapkan saat itu seseorang datang dan berkata semuanya akan baik-baik saja. Masalahnya jika orang mengatakan hal itu, maka saya akan katakan, “Bagaimana bisa, kamu tidak tahu pahitnya hidup dan masa depan saya. Yang membuat saya senang adalah memiliki orang tua dan saudara yang sangat mendukung saya. Saya selalu terbuka dengan mereka tentang hidup dan perjuangan saya.

Host: Apakah anda pernah protes kepada Tuhan?

Nick: Tentu saja, khususnya pada saat saya berusia 7 sampai 9 tahun. Saya tumbuh di keluarga Kristen, semua orang berkata bahwa tuhan itu Kasih. Setiap orang berkata bahwa Tuhan baik selamanya dan untuk selamanya Tuhan baik. Tapi saya tidak bisa mengatakan itu. Saya tidak dapat melihat kasih Tuhan dalam hidup saya karena rasa sakit dan penderitaan yang saya alami. Saya tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi atas diri saya. Rupanya Tuhan tahu kalau saya akan dilahirkan seperti ini dan saya pikir kalau Dia mengasihi saya, seperti kepada yang lainnya, kenapa Dia membiarkan saya dilahirkan seperti ini… dan juga, kalau Dia dapat melakukan segala sesuatu, mengasihi dan memperdulikan saya, lalu mengapa Dia tidak memberikan saya tangan dan kaki secara mujizat?

Untuk beberapa tahun saya marah pada Tuhan, tidak bicara kepadaNya dan tidak mau melakukan apapun untukNya, sebab dalam setiap keadaan membuat saya bertanya dimanakah Tuhan? Apakah Dia itu benar-benar ada? Apakah Dia mendengar doa kita? Pertanyaan-pertanyaan ini yang selalu terlintas dalam benak saya.

Host: Kapan anda bisa menerima diri anda apa adanya?

Nick: Waktu saya berusia 8 tahun, saya mengalami depresi yang sangat berat. Dipenuhi oleh kemarahan saya terhadap Tuhan, membuat saya ingin menyerah dari hidup ini. Saya selalu bergantung pada orang lain, bahkan untuk mengambil segelas airpun saya tidak mampu. Jadi daripada saya membebani orang lain, lebih baik saya akhiri saja hidup saya. Saya tidak menemukan arti dan tujuan hidup saya…

Seperti tertulis dalam kitab suci, bahwa Tuhan memiliki harapan dan masa depan untuk kita, tapi saya sama sekali tidak meemukan harapan dan masa depan bagi hidup saya. Jadi seringkali saya tidak mengerti bagaimana saya bisa menikah, berkeluarga, hidup sepeti orang normal dan yang lainnya… dan sekalipun menikah, bagaimana saya bisa memegang tangan istri saya? Hal-hal inilah yang terjadi atas diri saya. Namun perubaan datng saat umur saya 13 tahun.

Tadinya saya berpikir bahwa saya adalah satu-satunya orang di dunia ini yang memiliki ketidakmampuan seperti ini. Lalu ibu saya menunjukkan sebuah koran yang memuat artikel tentang seseorang yang mampu mengatasi ketidakmampuannya sendiri. Dan itu membuka pikiran saya, bahwa mungkin saya bukan satu-satunya orang yang menderita. Saya mulai melihat ini sebagai berkat, dan saya melihat hidup saya bukan setengah kosong melainkan setengah penuh. Saya tidak tahu berapa penuh, tapi saya melihat kekurangan ini sebagai karunia.

Host: Pernahkah anda berpikir untuk menikah?

Nick: Tentu saja

Host: Menurut anda, mengapa orang mudah menyerah? Apa harapan anda jika mereka saat ini melihat anda?

Nick: Saya di sini bukan untuk memotivasi karena itu bersifat sementara, saya di sini untuk memberikan inspirasi, karena inspirasi itu bersifat kekal. Dan saya ingin orang mengingat saya waktu mereka melalui masa yang sukar. Saya ingin orang melihat hidup saya sebagai contoh dari kasih karunia Tuhan, supaya semua orang tahu bahwa saya memiliki harapan hanya di dalam Yesus Kristus.

“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:3-5)

Selasa, 21 Agustus 2012

Jaga Baik-Baik Mata Saya


Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, “Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.
Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu..
“Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya”
Moral cerita:
Tuhan menganggap kita semua adalah kekasih-Nya. Dia selalu setia menunggu dan menemani kita di saat-saat kelam sekalipun. Bahkan Dia rela menderita dan mati di kayu salib untuk kita. Dia memberikan segala-galanya hanya demi menyelamatkan kita, hanya untuk mencelikkan mata kita agar kita bisa melihat segala keindahan yang telah diberikan-Nya kepada kita.
Tetapi seringkali kita justru tidak pernah menyadari apa yang telah diberikan-Nya kepada kita. Justru kita menolak dan menyangkal-Nya. Hari ini saudara..sudahkah Anda menyadari betapa besar pengorbanan-Nya untuk kita? Masihkah Engkau menyangkal-Nya dan membiarkan-Nya meneteskan air mata?

TIKUS PENAKUT


Diambil dari buku: 100 Inspiring Stories – Xavier Quentin Pranata

“Lebih baik menjadi seekor tikus berhati singa ketimbang seekor singa berhati tikus.
Alkisah ada seekor tikus yang mengadu kepada Tuhan,  ”Ya Tuhan,  mengapa engkau jadikan aku tikus? Aku selalu dikejar-kejar kucing. Jadikanlah aku kucing yang paling kuat supaya aku tidak perlu takut lagi.”  Tuhan pun mendengar dan mengabulkan doanya dan segera ‘blar’ tikus itu menjadi kucing besar yang kuat.
Setelah menjadi kucing, tikus ini merasa bangga dan dia menjadi kucing jagoan. Sampai akhirnya ketemu dengan anjing galak yang ditakutinya. Tikus ini menghadap lagi pada Tuhan, “Oh Tuhan, ternyata kucing itu lemah sekali. Coba jadikanlah aku anjing yang paling besar supaya aku bisa aman hidup di dunia ini.” Dan Tuhan begitu baik untuk sekali lagi menjadikannya anjing yang paling kuat.
Maka si tikus yang jadi anjing sekarang paling jagoan di kampung itu, tapi waktu dia jalan-jalan ke hutan, dijumpainya harimau besar yang sangat mengerikan. Dia lari terpontang-panting. Dalam doanya si tikus berkata, “Sekali lagi Tuhan, tolong saya, jadikan aku sebagai raja hutan. Jadikan aku harimau supaya aku bisa mengalahkan semua binatang lain”.
Tuhan menjawab, “Hai tikus, selama hatimu tikus, sekalipun badan jasmani kamu, status kamu, menjadi sebesar kucing, anjing, harimau atau apa pun, keberanianmu tetaplah tikus. Lebih baik kamu berdoa supaya sekalipun badanmu tikus, tetapi hatimu sekokoh harimau, sehingga sekalipun badanmu tikus, engkau tetap tidak akan ketakutan terhadap apapun.”
Point to Ponder: Saya dapat melanjutkan kisah itu. Seandainya, Tuhan mengabulkan tikus itu menjadi harimau, ketika dia bertemu dengan pemburu, harimau itu pasti ketakutan mendengar suara letusan senapan. Dia datang lagi kepada Tuhan dan ingin menjadi pemburu. Namun, pemburu yang gagah perkasa itu, ketika pulang ke rumah, ternyata takut sama isterinya  yang galak bukan main. Sekali lagi, dia minta Tuhan menjadikannya isteri pemburu. Mula-mula dia merasa bangga karena bisa menguasai dan mendominasi suaminya. Namun, ketika berada di dapur dan bertemu dengan seekor tikus kecil, wanita galak ini ternyata naik ke atas meja. Nah, jadi apa pun kita, jika kita tidak merasa Tuhan beserta kita, percuma.
Action to Take: “Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia” (1 Yohanes 4:4).

Kisah Dibalik Lagu "Sentuh Hatiku"



Mungkin banyak yang dengar lagu sentuh hatiku, yang dinyanyikan oleh Maria Shandy dan Jason.
Akan tetapi dibalik lagu itu ternyata ada sebuah kisah yang luar biasa.
Pencipta lagu ini adalah seorang anak Tuhan.

 Kisah didalam lagu itu adalah milik teman sekolahnya.
Temannya itu diperkosa oleh ayahnya sendiri dan menjadi gila, sehingga harus dipasung(dirantai) dirumahnya.
Ia suka datang dan mendoakan anak itu sambil sesekali menulis lirik lagu..

waktu pun berlalu…

Diapun pindah kota dan mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Suatu ketika anak perempuan itu menelpon dia. Tentu saja kaget bukan main, krn anak itu kan gila. dipasung pula? kok skrg bisa lepas? telp pula?

Akhirnya anak perempuan itu cerita, suatu hari entah karena karat atau bagaimana rantainya lepas. Satu hal yang langsung dia ingat, dia mau bunuh bapaknya!

Tetapi saat dia bangun, ia melihat Tuhan Yesus dengan jubah putihnya, berkata :“Kamu harus maafin papa kamu.”
Tetapi anak itu tidak bisa dan dia terus menangis, memukul, dan berteriak. Sampai akhirnya Tuhan memeluk dia dan berkata : “Aku mengasihimu”

Walaupun bergumul akhirnya anak itupun memaafkan papanya, mereka sekeluarga menangis dan boleh kembali hidup normal.

Dari situ lah lagu sentuh hatiku ditulis,

Betapa kumencintai, segala yang t’lah terjadi
tak pernah sendiri jalani hidup ini selalu menyertai

Betapa kumenyadari, di dalam hidupku ini
kau slalu memberi, rancangan terbaik oleh karena kasih

Reff :
Bapa, sentuh hatiku, ubah hidupku, menjadi yang baru
bagai emas yang murni, Kau membentuk bejana hatiku
Bapa, ajarku mengerti
sebuah kasih, yang selalu memberi
bagai air mengalir, 
yang tiada pernah berhenti
Kisah diatas sungguh2 terjadi, semoga bisa menginspirasi kita agar bisa merasakan kasih Tuhan yang luar biasa.

Kentang



Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak ( TK ) tersebut mengadakan " permainan ".

 Ibu Guru menyuruh anak tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan satu buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut di beri nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa ... tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang di beri nama sesuai nama orang yang dibenci.

Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selamaa 1 minggu. Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap.

Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru : " Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke mana pun mereka pergi.

Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.

Ibu Guru : " Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya satu minggu, bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya ...

Optimis Vs Pesimis


Seorang yang pesimis akan melihat gelas yang setengahnya berisi air sebagai gelas setengah kosong, sedangkan seorang yang optimis memandangnya sebagai gelas setengah penuh.
Seorang kreatif yang optimis akan memandangnya sebagai sebuah vas bunga mawar, dan seorang pragmatis yang optimis menganggapnya sebagai pelepas dahaga.

Pertimbangkanlah keuntungan-keuntungan yang diperoleh karena memilih rute yang optimistis seperti yang digambarkan dalam cerita ini:

Dua katak terjatuh ke dalam semangkuk krim. Yang satu berjiwa optimis; tetapi yang lain memandang itu dengan sedih.

"Aku akan tenggelam, dan kau juga!" Maka dengan jeritan putus asa yang terakhir, si katak pesimis menutup mata dan berkata, "Selamat tinggal."

Katak yang berjiwa optimis berseru riang. Katanya, "Sulit untuk keluar, namun aku tak akan mundur! Aku akan berenang sampai kekuatanku habis. Karena setelah mencoba, aku akan mati dengan puas."

Dengan penuh keberanian si katak optimis berenang sampai seolah-olah ia sedang mengocok krim. Akhirnya, di atas lapisan mentega dia berhenti dan ia pun melompat ke luar dengan gembira.

Apakah pesan moral yang dikandung dalam cerita ini? Mudah! Jika tidak dapat keluar --- tetaplah berenang!

Sejumlah orang mengeluh karena TUHAN menaruhkan duri di sekeliling mawar, sementara yang lain memuji karena TUHAN meletakkan mawar di tengah-tengah duri.

Filipi 4:8 Jadi, akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Venia (Forgiveness)

Senin, 20 Agustus 2012

Kesaksian Kisah Nyata Heaven Is So Real - Choo Thomas

A Touching Video Clip

Jesus Loves Us - A Touching Story

Peace

This is it??

Love Your Enemies

Kisah anak Tuhan yang Setia sampai Tuhan Yesus Menjemput

Nick Vujivic - Inspirasi Video - Manusia paling semangat

Sebuah kata bisa merubah segalanya

KISAH NYATA - MUNGKIN INI ADALAH AKU? (subtitle Bahasa Indonesia)

Kasih Seorang Ayah kepada Anak.flv

Father & Son [Indonesian Text]

Kasih, Iman dan Kebijaksanaan


Aku dan Tuhan berdiri mengamati pertandingan baseball. Tim Tuhan melawan tim iblis. Score sangat ketat 0-0 dan ini adalah putaran terakhir. Kami memperhatikan seorang pemukul bernama Kasih masuk ke lapangan. Kasih mulai memukul dan berhasil mencetak score single karena Kasih tak pernah gagal.
Pemukul selanjutnya bernama Iman, yang juga berhasil mencetak score karena Iman selalu bersama-sama dengan Kasih.
Lalu masuk seorang pemukul bernama Bijak. Iblis melakukan lemparan pertama dan Bijak hanya membiarkannya. Tiga kali lemparan dan Bijak hanya melangkah pergi karena Bijak tidak pernah mengambil apapun yang Iblis lemparkan.
Lalu Tuhan melihat ke arahku dan berkata bahwa Ia akan mengeluarkan pemain andalanNya. Lalu datanglah Karunia. Aku berkata: sepertinya ia tidak terlalu hebat…
Tim Iblis sangat santai begitu mereka melihat Karunia. Berpikir bahwa mereka hampir memenangkan pertandingan, Iblis pun melempar bola dgn sekuat tenaga.
Dan sangat mengejutkan semua orang, Karunia memukul bola kencang sekali melebihi pemain-pemain sebelumnya.
Tapi Iblis tidak khawatir..pemain tengah mereka jarang gagal menangkap bola. Iblis berlari mengejar bola, tapi bola malah lepas dari tangan, menghantam kepalanya dan iblis pun jatuh tersungkur ke tanah.
Karunia bersama Kasih, Iman dan Bijak terus berlari sampai home run. Tim Tuhan menang!!
Lalu Tuhan bertanya kepadaku mengapa Kasih, Iman dan Bijak tidak bisa home run tanpa Karunia? Aku menjawab tidak tahu.
Tuhan menjelaskan: “Kalau kasihmu, imanmu dan kebijaksanaanmu yang memenangkan pertandingan, engkau akan berpikir bahwa engkaulah yang melakukan semuanya. Kasih, Iman dan Kebijaksanaan akan mengantarmu mencapai semua hal-hal yg baik, tapi hanyalah KaruniaKu sajalah yg akan membawamu ke dalam kemenangan, sampai di rumah Bapa dengan selamat. KaruniaKu adalah satu-satunya yang tidak dapat dicuri Iblis."

Ulat dan Pohon Mangga


Seekor ulat yang kelaparan terdampar di tanah tandus. Dengan lemas ia menghampiri pohon mangga sambil berkata, “Aku lapar, bolehkah aku makan daunmu?”

Pohon mangga menjawab, “Tanah di sini tandus, daunku pun tidak banyak. Apabila kau makan daunku, nanti akan berlubang dan tidak kelihatan cantik lagi. Lalu aku mungkin akan mati kekeringan. Hmmm… tapi baiklah, kau boleh naik dan memakan daunku. Mungkin hujan akan datang dan daunku akan tumbuh kembali.”

Ulat naik dan mulai makan daun-daunan. Ia hidup di atas pohon itu sampai menjadi kepompong dan akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.

“Hai pohon mangga, lihatlah aku sudah menjadi kupu-kupu. Terima kasih karena telah mengizinkan aku hidup di tubuhmu. Sebagai balas budi, aku akan membawa serbuk sari hingga bungamu dapat berbuah.”

Dalam hidup kita sering memperhitungkan untung rugi pengorbanan yang dilakukan. “Jika saya memberi, saya akan kekurangan. Bagaimana mengatasinya?” Atau, “Bagaimana kalau ternyata saya ditipu?”

Tapi sadarkah kita, setiap kita memberi, ada sepercik sukacita di hati? Mother Teresa pernah berkata, “Lakukan apa yang menjadi bagianmu, dan jangan berpikir apa yang akan kita dapat.” Bila ingin memberi, lakukan saja karena semuanya akan kembali ke kita juga.

Pengorbanan

Setan : TUHAN, aku melihat banyak manusia di bawah sana, aku sudàh pasang perangkap dan umpan,aku yakin mereka tidak akan menolaknnya dan me...